Pembelajaran
psikologi umum pada waktu itu adalah Ujian Tengah Semester. Tidak banyak hal
yang kami lakukan selain berusaha menjawab selembar soal yang diberikan. Bu
Umniyah masuk sekitar pukur 10.30 karena mempunyai suatu urusan, waktu
pengerjaan yang diberikan kurang lebih 100 menit. Jumlah soal yang diberikan
sebanyak 5 nomor menyangkut hal-hal yang kami pelajari selama setengah semester
ini. Tidak ada soal yang menyimpang dari apa yang diajarkan. Semuanya merupakan
hal yang telah dijelaskan oleh Bu Umniyah sebelumnya. Kami diberikan masing-masing
1 lembar untuk lembaran jawaban terlebih dahulu. Soalnya tidak jauh-jauh dari
refleksi mengenai apa sih ilmu yang
sudah kita dapat selama ini, apakah kita sendiri memahami mengenai hal-hal
seperti pembelajar mandiri, sejarah berdirinya psikologi sebagai ilmu
yang mandiri, aliran-aliran yang ada
dalam psikologi, serta apa
cabang-cabang psikologi yang telah kita ketahui selama ini.
Waktu
yang diberikan untuk mengerjakan soal-soal tersebut cukup lama, walaupun sudah
ada beberapa mahasiswa yang selesai sebelum waktu yang diberikan berakhir. Saya
sendiri menjawab sesuai dengan apa yang saya ketahui sejauh ini menggunakan
kata-kata sendiri, apa yang terlintas dalam pikiran saya setelah membaca soal
satu per satu. Yang sulit adalah mencari kata-kata yang tepat untuk
menyampaikan maksud pemikiran kita ke dalam lembar jawaban tersebut. Nomor yang
paling sedikit jawabannya ada di pikiran saya yaitu nomor terakhir yang
menyangkut cabang-cabang psikologi. Pada nomor tersebut, saya berusaha
menganalisa sedikit hal yang saya ketahui, walaupun mungkin terkesan
‘mengarang’. Karena memang saya belum berpikiran sampai kesana dan belum
mencari tahu secara detail mengenai cabang-cabang yang saya tuliskan. Saya
menuliskan cabang-cabang psikologi itu antara lain psikologi industri dan organisasi, psikologi kepribadian, psikologi
perkembangan, psikologi sosial, dan psikologi klinis.
Alhamdulillah,
waktu 100 menit yang diberikan dengan jumlah soal 5 nomor dapat saya
selesaikan. Dan saya merasa cukup puas, walaupun tidak puas-puas amat. Karena beberapa nomor memang telah
saya pikirkan sebelumnya akan keluar pada ujian tersebut. Semoga hasilnya juga
tidak mengecewakan.
Pembelajaran
psikologi umum pada waktu itu adalah mengulas pembahasan-pembahasan yang lalu,
menanyakan hal yang kurang jelas mengenai pelajaran psikologi umum selama ini.
Kebanyakan bertanya mengenai perbedaan masing-masing aliran, mengenai sejarah
psikologi yang sangat panjang, dan ada juga pertanyaan mengenai aliran humanistik dan aliran kognitif. Aliran humanistik
adalah salah satu aliran modern yang ada saat ini yang menganggap bahwa semua
manusia mempunyai potensi, manusia bebas untuk menentukan pilihannya. Hal lain
yang dapat saya tangkap bahwa aliran ini mengambil persepsi utuh mengenai diri
manusia. Sedangkan aliran kognitif
juga merupakan salah satu aliran modern yang ada saat ini yang menganggap
sesuatu ada karena pemikiran manusia. Seseorang mengalami gangguan karena cara
seseorang berpikir atau memandang sesuatu. Seperti gangguan phobia pada
sesuatu, hal tersebut terjadi karena pemikirannya sendiri mengenai hal yang
penderita phobia tersebut takutkan.
Pertanyaan yang muncul saat itu juga mengenai perbedaan aliran kognitif dan
aliran psikoanalisa. Dari penjelasan yang didapatkan, saya dapat menangkap
bahwa aliran kognitif mengacu pada yang dipikirkan saat ini, sedangkan aliran
psikoanalisa menggali lebih jauh dari masa lalu.
Pertanyaan
yang lain ialah mengenai sejarah psikologi sejarah singkat. Sejarah psikologi
itu sendiri diawali sejak Wundt
mendirikan sebuah Laboratorium Psikologi pada abad ke-19. Hal tersebut
mempelopori psikologi berdiri sebagai ilmu yang mandiri, bukan lagi cabang dari
ilmu filsafat. Makanya, dalam mempelajari sejarah psikologi, kita akan
mendapatkan banyak hal tentang filsafat. Berdasarkan sejarah Eropa, Psikologi
dimulai pada Zaman Yunani Kuno
kemudian lahir Kekaisaran Romawi hingga
abad pertengahan kemudian muncul Zaman
Renaisans dan Pasca Renaisans
kemudian berlanjut pada akhir abad ke-19. Pada abad ke-20 muncullah
aliran-aliran Functionalism,
Behaviorism, Psikoanalisa, serta diikuti aliran-aliran modern lainnya.
Pada
pertemuan saat itu juga, Bu Umniyah memberitahukan bahwa pekan depan kami akan
menjalani UTS untuk mata kuliah psikologi umum I. Dimana, kami harus lulus mata
kuliah ini sebagai syarat mengambil mata kuliah psikologi umum II, psikologi
perkembangan I, dan psikologi kepribadian. Tentu saja hal ini merupakan
tantangan sendiri bagi kami mahasiswa psikologi untuk berusaha lulus mata
kuliah ini.
Pertemuan
saat itu juga berguna untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari selama
ini sehingga memudahkan kita menjawab soal-soal UTS nantinya. Harapannya semoga
soalyang diberikan tidak rumit untuk dipahami dan gampang untuk dijawab serta
sesuai dengan hasil belajar selama ini.
Pembelajaran
psikologi umum pada waktu itu adalah kuis mengenai aliran-aliran psikologi.
Saya kaget saat Bu Umniyah mengatakan kalau hari itu ada kuis, saya tidak ada
persiapan saa sekali. Saya hanya mengandalkan nalar saya untuk berkata-kata
pada lembar jawaban. Saya menuliskan apa yang saya ketahui. Tidak hanya ada
kuis individu, tapi juga ada kuis kelompok. Saya rasa konsep yang satu ini
menyenangkan. Kuis saat itu adalah mengenai pengetahuan Anda mengenai
aliran-aliran piskologi, baik itu strukturalisme,
fungsionalisme, behaviorisme, psikoanalisa,
dan gestalt. Pada kuis ini kami
diarahkan untuk mengoper kertas dari belakang ke depan dan mengisi kertas
tersebut sesuai dengan aliran yang disebutkan oleh Bu Umniyah. Saya adalah
orang yang paling belakang sehingga saya yang menuliskan jawaban pertama.
Jawaban saya itu selalu tokoh-tokoh yang mempelopori tiap-tiap aliran, seperti Wilhelm Wundt untuk strukturalisme, William James dan John Dewey untuk fungsionalisme, J.B. Watson untuk behaviorisme, Sigmund Freud dan Titchener
untuk psikoanalisa, dan Max Weitheimer
untuk Gestalt (keseluruhan). Setelah dikalkulasikan, ternyata yang menjadi
juara itu kelompok 5. Mereka mengumpulkan poin terbanyak pada kuis kelompok
tersebut. Walaupun tidak menang, akan tetapi kelompok saya telah melakukan yang
tebaik. Pada hari itu Bu Umniyah menjelaskan mengenai jawaban dari kuis
kelompok tersebut, setelah mengambil kertas jawaban dan mengecek satu per satu
dengan transparansi.
Saya
sendiri suka dengan konsep kuis kelompok Bu Umniyah karena dapat melatih kita
untuk tidak bersifat egois. Apalagi dengan waktu yang terbilang cukup singkat.
Hal-hal yang diketahui tidak maksimal dengan apa yang kita tuliskan pada
lembaran jawaban tersebut.
Insight
yang saya dapatkan ialah bahwa untuk mencapai suatu kemenangan, kita butuh
kolaborasi antar kelompok. Ternyata kuis dadakan itu membuat kata-kata yang
dituliskan agak sedikit susah dimengerti, karena berbelit-belit.
Pekan
depan Bu Umniyah akan membawakan materi baru mengenai dunia psikologi, namun
saya sendiri belum begitu tau mengenai materi tersebut.