Entri Populer

Selasa, 10 April 2012

Pertemuan, Perpisahan, dan Saudara

Malam semakin larut, UN semakin dekat. Jalan menuju perpisahan semakin terbuka lebar. Akankah jalan itu akan bertemu lagi disuatu titik kelak? Manusia memang sangat lumrah mengalami hal semacam pertemuan yang kemudian berubah menjadi perpisahan, tinggal bagaimana manusia itu sendiri menyikapinya. Mau senyum, tertawa, menangis, meringis, berteriak, ataupun merenung. Aku pernah berfikir kalau saja tidak ada sebuah perpisahan pasti menyenangkan. Tapi aku berpikir lagi, mana mungkin ada pertemuan kalau tidak dilengkapi dengan perpisahan. Pernah tidak kalian menyesali sebuah perpisahan? Ataukah pernah tidak kalian mengantar perpisahan itu tanpa sedikitpun penyesalan? Hidup memang tidak dapat ditebak. Senyum ceria seseorang pun yang mengantar kepergian orang terkasihnya belum tentu senyum itu tulus tanpa setitik penyesalan. Bisa saja senyum itu bermakna ganda, senyum karena orang terkasihnya pergi dan tak akan kembali atau senyum karena dia yakin kalau orang itu akan kembali kepadanya. Pertemuan menjadi suatu hal yang tak disangka-sangka adanya, aku memaknakan pertemuan itu sebagai suatu komitmen kalau kita akan berpisah kelak. Makanya, aku berusaha menjadikan suatu pertemuan itu sebagai simbol akan adanya perpisahan. Melakukan yang terbaik yang dapat membuatku senyum tulus dengan pertemuan itu agar tidak ada penyesalan nantinya. Tidak ada lagi kata-kata 'ah, mengapa baru ku lakukan sekarang? Mengapa tidak dari dulu?' atau kata-kata seperti ini 'seandainya aku tahu kita akan berpisah, aku tidak akan menyia-nyiakan waktu kita bersama' Sangat sudah terlambat kawan. Walaupun sebagai remaja yang baru menginjak usia 18 tahun, aku juga pernah melontarkan kata-kata itu. Bahkan aku pernah menyesali diriku sendiri mengapa aku harus bertemu dengan mereka kalau akhirnya akan berpisah juga. Pernah tidak kalian berpikir kalau saja perteuan itu tidak ada, akankah hidup kalian berwarna? Akankah hidup kalian hanya ada perpisahan saja tanpa sebuah pertemuan? Berusaha menjadi orang yang bijak dalam menyikapi keadaan itu tak mudah. Butuh sesuatu hal yang terjadi yang akan menyadarkan kita, tapi setidaknya kita tidak larut dalam hal yang akan terjadi itu. Setidaknya kita menyadarinya dengan cepat, jangan sampai menjadi beban yang tidak bisa lepas dari hidup kita.

Lepas dari sekilas curhatan perpisahan diatas, hari ini aku mendengarkan kalimat 'berikanlah hal yang paling berharga buatmu untuk saudarimu kalau memang saudari sangat membutuhkan dan menyukainya' Pikiranku langsung tertuju pada suatu pilihan. Ya setidaknya pilihan menurutku, tapi tidak buat mereka. Mereka adalah temanku, sahabatku, bahkan saudaraku. Ya setidaknya itu menurutku, entahlah apa yang mereka pikirkan. Aku tidak pernah mau seperti ini, aku juga tidak pernah meminta akan seperti ini, dan aku juga tidak mau dengan egoku ini. Aku benci diriku sendiri saat aku harus menjadi lemah karena sesuatu yang seharusnya membuatku kuat. Bahkan lebih kuat dari sebelumnya jika aku memang kuat menghadapinya. Terkadang aku juga bingung dengan diriku sendiri, masih banyak kok hal yang bisa membuatku kuat. Diam. Hanya itu yang bisa aku lakukan untuk menutupi kelemahanku. Sahabat?? Bahkan aku pernah berpikir, tidak ada gunanya memiliki sahabat kalau jadinya seperti ini terus. Tapi, aku sadar kalau aku tak akan bangkit lagi tanpa sahabat-sahabatku. Salah seorang pernah mengatakan begini, 'memang susah, tapi aku yakin kok you'll survive' dan seseorang juga pernah mengatakan begini, 'hadapi saja seperti biasa, ketawa seperti biasa, ikutan heboh seperti biasa.' Mereka membuatku kuat walaupun perlahan, tapi aku pasti bisa. Dan aku sangat beruntung mempunyai sahabat seperti kalian yang sudah aku anggap sebagai saudara sendiri. Kalian adalah tempatku bercerita sambil menangis hahahaha.... Dan lagi, setidaknya kalian adalah saudara menurutku, entahlah kalian menganggapku apa :D

Sabtu, 07 April 2012

Sekilas tentang bidang 8 :p

Lanjut dari cerita sebelumnya. Oh iya, di OSIS 17 itu ada 10 bidang yang masing-masing punya program kerja yang padat. Aku sendiri sebagai koordinator bidang 8 OSIS dengan nama SASTRA DAN BUDAYA punya 5 program kerja. Ada 3 program kerja inti yaitu, Dara dan Daeng 17, Heaven, Mute 17. Dan ada 2 program kerja tambahan yaitu Tragis 17, dan satunya lupa hehe. Oh iya sekedar info, pada periode ini juga program kerja bidang 8 OSIS diterima dengan baik oleh 8 MPK. Makasih ya Beatris, Dea, Mutiara, Alisha. Dan special thanks untuk anggota-anggotaku yang sudah berjuang keras, makasih Pite, Aca, Tika, Winda {}. Tanpa kalian 8 OSIS periode kali ini tidak akan sukses.
Dara dan Daeng 17 sendiri merupakan program kerja baru dari bidang 8. Program kerja ini bertujuan untuk mencari putra dan putri jubel yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan khusus dibidang budaya dan lingkup jubel itu sendiri. Dan ajang ini berhasil mendapatkan Dara 17 bernama Mutiara Purnamawati Assegaf dan Daeng 17 bernama Muh. Al Ikhlas, fotonya bisa diliat di website resminya jubel. Halaman paling depan loh hihi. Walaupun pemasangannya telat, maaf ya :D
Heaven sendiri merupakan singkatan dari Heritage of Art in Seventeen yang merupakan penyelenggaraan ulang tahun sekolah. Cukup sukses sih, walaupun suksesnya tidak sesuai yang diharapkan. Tapi Alhamdulillah kelar juga. Proses program kerja ini menuai beberapa masalah intern bidang 8 sendiri yang cukup memusingkan. Untunglah bisa terselesaikan berkat bantuan rekan-rekan O/M lainnya. Makasih buat Inti, Bidang 1-10 :) :) :)

Selasa, 03 April 2012

True Story (????)

Waktu terasa cepat berlalu. 3 tahun yang lalu, baru saja aku rasa sedihnya sebuah perpisahan. Dan sekarang aku akan segera merasakannya kembali. Masa-masa SMA yang penuh dengan tawa-tangis akan segera berakhir, dan ku harap akan berakhir dengan keceriaan. Mungkin di awal aku masuk SMA ini terasa biasa-biasa saja, nothing special. Tapi mengapa baru saat ini, di akhir-akhir kelas 3, rasanya sangat beda. Banyak kegiatan yang dilalui bersama dan itu mengasyikkan kawan :) Ya, tentu saja diluar masalah pribadiku sendiri.
Setahun pertama di SMA, aku baru saja menyesuaikan diri. Maklumlah, aku sampai 3 kali pindah kelas saat duduk di bangku kelas X. Mulai dari MOS, aku ditempatkan di gugus 'AMUN' atau gugus 2, terus saat pembagian kelas ternyata aku di X.3, lalu pengumuman aksel membuatku tergeser lagi ke X.2. Masuk semester 2, pas liat pengumuman rolling kelas, namaku ada di kelas X.1 no. urut 18. Semester kemudian tidak kalah menegangkan masalah rolling kelas karena aku sadar dan tahu betul nilaiku jauh dari nilai-nilai teman kelasku yang lain. Namun, beruntung aku masih tetap ada di XI IPA 1. Walaupun yang tertinggal di kelompok dudukku hanya aku dan Bani. No. urutku pun turun menjadi 29. Pada semester ini pula, mulai timbul masalah-masalah pribadiku yang lumayan menyita perhatian batinku (???). Sudahlah, hal itu cukup diluar konteks ini saja.
Semester 3 ini mulailah muncul tugas-tugas yang lebih berat dari semester sebelumnya. Salah satunya ada tugas Bahasa Indonesia beranama 'KTI' yang harus dituntaskan sebelum naik kelas 3. Aku juga tidak begitu ingat kejadian dan pengalaman apa saja yang aku dan mereka lalui, nantilah aku cerita kalau aku ingat..
Beralih ke semester selanjutnya, semester 4. Masa-masa menegangkan juga karena nilai di semester ini akan menetukan penempatan kelas 3. Tapi, tidak membuat aku dan mereka burenk-burenk juga sih. Tak bisa disingkirkan kata 'Burenk' itu dari warga Jubel, tapi kita menjalaninya juga selayaknya anak SMA lain yang pengennya main-main terus, jalan-jalan sama teman, liburan kelas, dan tak luput dari itu semua tentunya cerita cinta SMA haha. Oh iya, berhubung aku salah satu bagian dari OSIS 17, semester ini juga disibukkan dengan program-program kerja OSIS yang harus terselesaikan sebelum periode kami berakhir bulan Desember nanti. Mengenai kesibukan program-program kerja OSIS 17 Periode 2010/2011, aku kumpulin kata-kata dulu ya buat ceritanya..